Valentine’s Day (Part 2)

Title :: Valentine’s Day (Part 2)
Author :: Han Hyo Hee
Genre :: NC-17
Cast main :: Lee Yoora , Kim Jonghyun , Son Dong-woon
Disclaimer :: Don’t be a PLAGIATOR!!
NB :: ini ff juga diposting di mcsdfanfiction.wordpress.com

“ Tadi kau bilang sudahlah apa?” tanya namja itu.
“ Hm… Aniyo. Hanya saja, aku kurang beruntung hari ini,” ucap Yoora pelan sambil meletakkan bunga-bunganya di depan kakinya.
“ Wae?” tanya namja itu penuh perhatian.
“ Kau tidak lihat? Bunga-bunga ini belum habis terjual. Aku sudah hampir 5 jam menawar-nawarkannya tapi, sedikit yang berminat. Yah, hanya menguras tenaga saja,” kata Yoora sambil mengusap peluhnya.
“ Kasian…” ucap namja itu lalu berdecak. Membuat Yoora jengkel seketika.
“ Aku tak perlu dikasihani. Lebih baik kau membeli bungaku daripada berkata demikian terhadapku,” Yoora mulai kesal.
Namja yang disampingnya kaget melihat tingkah Yoora yang begitu. Tapi hanya sesaat ia memandang Yoora yang kesal. Setelah itu berpaling menatap keluar jendela bus.
“ Aish! Dasar tak tahu diri. Aku bunuh kau baru tahu rasa,” gumam Yoora sambil manyun. Ia seakan ingin melampiaskan kemarahannya karena bunganya tidak laku-laku pada orang di sampingnya itu.
“ Siapa namamu?” tanya namja itu sambil terus menatap keluar bus.
“ Apa urusanmu?!” jawab Yoora ketus.
“ Aniyo. Aku Son Dong-woon. Kau bisa memanggilku Dong-woon,” ucap Dong-woon menatap Yoora dan mengajak berjabat tangan. Yoora hanya melirik sekilas dan tak memperdulikan.
Karena merasa dikacangin, Dong-woon pun menurunkan tangannya lalu menghela nafas. “ Huft… padahal aku mau beli,” gumamnya memancing.
Mendengar itu, Yoora langsung menarik tangan Dong-woon dan mengajak bersalaman. “ Lee Yoora. Jadi mau beli berapa?” ucap Yoora seramah mungkin.
Melihat tingkah Yoora yang berubah drastic itu, Dong-woon hanya tersenyum sinis.
“ Aku beli semua bungamu,” ucap Dong-woon santai. Ia mengambil dompet yang ada dikantong jaketnya. Yoora tertegun tak mempercayainya.
“ Mwo?! Jinja?!” tanya Yoora memastikan dengan seulas senyum terkembang di bibirnya.
“ Ne… tidak boleh? Ya sudah,” kata Dong-woon hendak memasukkan dompet ke kantongnya lagi.
“ Andwae!!!!” pekik Yoora sambil memegangi tangan Dong-woon.
Saking kerasnya pekikan Yoora, membuat seisi bus menoleh padanya. Bahkan supir pun menoleh kea rah mereka. Beruntung saat itu lampu merah, jika tidak mungkin bus itu akan menabrak tiang. (apa hubungannya coba?author aneh!hehe..).
“ Hey! Bisakah kalian diam! Berisik tahu! Mengganggu saja!” bentak supir bus marah-marah.
Spontan mereka berdua berdiri dan menunduk-nunduk pada orang-orang yang ada di dalam bus.
“ Mianhamnida. Mianhamnida. Mianhamnida,” ucap mereka hampir bersamaan.
“ Ini gara-gara kau,pabo!” tuduh Dong-woon sengit pada Yoora setelah mereka berdua duduk kembali.
“ Mwo?! Apa aku tidak salah dengar?”
“ Ne… kau salah dengar! Kapan terakhir kali kau periksa ke THT?” kata Dong-woon judes.
“ Aigo! Dosa apa aku bisa dapat pembeli jutek seperti ini?!” gerutumu sendiri. “ Hey! Kau itu yang pabo! Dan apa kau tidak salah menuduh? Ha?! Harusnya kau tuding dirimu sendiri!” bentak Yoora gusar.
“Hahahaha…” Dong-woon tertawa. “ Aku menuding diriku? Salah apa aku ini? Yang teriak itu, kan kau!”
“ Tapi kau yang membuat aku teriak!” Yoora tak mau kalah.
“ Aku hanya mau memasukkan dompetku. Apa aku salah?!”
“ Hey! Kalian!!! Sekali lagi kalian berisik, keluar dari bus ini!” bentak supir bus dengan garangnya.
“ Aish! Sudah lah! Kalau kau memang tak mau beli, aku menyerah!” ucap Yoora sambil mengangkat kedua tangannya. Ia pun menghela nafas panjang. “ Huft… memang hari ini aku sungguh-sungguh sial,” gumam Yoora sedih.
“ Mwo? Yang benar? Masak perjuangan buat dapet pelanggan gitu aja nyerah?” goda Dong-woon.
“ Sudah lah! Tak udah memancingku!” kata Yoora ketus.
“ Hey!! Ayolah! Jangan manyun begitu. Kau terlihat jelek. Yang harusnya manyun itu aku! Arraso?” ucap Dong-woon sambil menirukan gaya Yoora yang manyun.
Yoora tertawa melihat muka Dong-woon yang konyol itu. (*plak!siap-siap digampar yang request gara-gara author njelek-njelekin Dong-woon.wkwkwk~).
“ Hahahaha…. Walaupun aku terlihat jelek saat cemberut, aku tak akan sejelek wajahmu!!” ledek Yoora tergelak tawa.
“ Mwo?!” tanya Dong-woon mengerjap-ngerjapkan matanya.
Melihat muka Dong-woon yang innocent itu, Yoora terpesona sesaat.
“ Wae?” tanya Dong-woon membuyarkan lamunan Yoora.
“ Hm… Em… Aniyo!” ucap Yoora gagap.
“ Oh… jadi tidak aku beli bungamu?” tanya Dong-woon memamerkan senyum termanisnya sambil mengangkat dan menggoyang-goyangkan dompetnya dihadapan Yoora.
Yoora pun tertegun lagi sesaat namun segera sadar karena dompet Dong-woon yang bergerak-gerak di depan mukanya.
“ Aish! Terserah kau lah!” kata Yoora lesu.
“ Wae? Kenapa jadi lesu begitu? Aku mau beli semua lho!” rayu Dong-woon.
“ Ne… arraso. Tapi, entahlah. Aku jadi tak bersemangat,” Yoora menghela nafasnya lagi.
“ Ayolah! Tadi kau yang bersikeras agar aku jadi beli bunga-bungamu kan?” tanya Dong-woon sambil memegangi kepala Yoora. Membuat muka Yoora tepat persis di hadapan Dong-woon.
Lagi-lagi Yoora tergegun menatap Dong-woon. Apa lagi dari jarak sedekat itu. Begitu pula Dong-won juga termangu. (termangu ma tertegun beda ngga,ya?mohon maklum author pabo.hehe…).
“ Hey! Kalian! Lagi-lagi bikin ulah! Kalau mau ciuman jangan disini!! Cepat keluar!!!!” bentak supir bus yang galak itu. Saat itu bus berhenti tepat pada sebuah halte.
“ Ta-tapi ka-kami…” ucap Yoora mencoba menjelaskan.
“ Tidak ada tapi-tapian! Cepat keluar dari bus!!” gertak supir bus sudah tidak sabar. Pintu bus sudah terbuka lebar. Mau tidak mau pun mereka keluar.
“ Mianhamnida.” Kata Yoora sambil membungkuk saat pintu bus ditutup.
“ Aish! Supir bus aneh! Udah tua, galak! Siapa juga mau ciuman?! Adanya nuduh! Ribut dikit salah. Gitu dikit salah. Gini dikit salah.” gerutu Dong-woon mengutuki supir bus tadi.
Yoora yang ada di sebelah Dong-woon hanya melirik sinis padanya, dan pergi membawa bunga-bunganya meninggalkan Dong-woon sendiri. Dong-woon yang ditinggalkan begitu saja bingung dan mengikuti Yoora. “ Yoora-ah?!” panggil Dong-woon.

-To Be Continue-

“ Kemanakah Lee Yoora pergi? Dan jadikah Dong-woon membeli bunga yang dijual Lee Yoora? Apa yang terjadi berikutnya? Tunggu part 2-nya ya, Chingu! Gomapta”

Dalam sehari ngerjain 2 part. Tadinya mau sehari 1 part. Tapi berhubung katanya part 1 masih terlalu short dan juga ada request part 2 nya. Mumpung hari libur. Ya sudah lah. Itung-itung hiburan juga buat saya yang kebanyakan tugas. Maaf Chingu, kalo yang ini kurang bagus. Dikejar waktu atau saya yang mengejar waktu juga entahlah. Hehe… minta coment, kritik atau sarannya. Makasih juga yang udah baca. ^^

Valentine’s Day (Part 1)

Title :: Valentine’s Day (Part 1)

Author :: Han Hyo Hee

Genre :: NC-17

Cast main :: Lee Yoora , Kim Jonghyun , Son Dong-woon

Disclaimer :: Don’t be a PLAGIATOR!

NB :: ” ini ff req… ff ini juga aku posting di mcsdfanfiction.wordpress.com

Valentine day’s di tahun 2018 ini tampak begitu meriah. Di jalan-jalan banyak pedagang yang menjual pernak-pernik valentine. Momentum ini sangat membuka peluang untuk para pebisnis. Jadi banyak sekali para pedagang yang ganti profesi jadi penjual pernak-pernik valentine hanya pada momentum ini. Begitu juga dengan Lee Yoora. Lee Yoora yang tadinya notabene hanya sebagai penjaga toko bunga,kini punya strategi dagang baru menjelang valentine tahun ini. Ia merangkai bunga-bunganya dan menawarkannya berkeliling. (Ide yang bagus bukan chingu? Kalo nggak bagus ya sudah! Lupakan! *plak!author gaje!).

Disuatu pagi, yoora sedang menjual bunga-bunganya di sebuah lalu lintas. Ia sibuk menawarkan bunga-bunganya pada para pengemudi jalan.

“ Bunga! Bunga! Buat valentine! Masih segar! Bunga!” teriak Yoora saat berjualan.

Ternyata usaha Yoora lumayan tidak sia-sia. Walaupun tidak ramai yang beli. Paling tidak ada yang mau beli. Hehehe…

“ Ayo! Yeojamu pasti lebih senang jika kau memberikannya bunga!” rayu Yoora saat melihat seorang namja dan yeoja yang sedang bermesraan di dalam taksi. Lha, ndilalah jendela taksinya terbuka. Yoora tidak melepaskan kesempatan itu. Namja itu menatap Yoora tidak senang. Tapi yeoja yang disebelah namja itu menyenggol-nyenggol namja itu. Pertanda bagus buat Yoora.

“ Ya sudah! Satu! Yang pink!” ucap namja itu kesal.

“ Nah! Gitu! Ini!” kata Yoora bersemangat sambil menyodorkan bunga pink pesanan namja itu. Dengan kasar ia mengambil bunga itu dari tanganmu. Dan dengan senyum memaksa memberikan pada yeoja disampingnya dengan selembut mungkin. Namun muka yeoja di sampingnya cemberut. Seakan-akan sudah hilang moodnya menerima bunga itu. Setelah yeojanya menerima bunga itu, dengan gusar namja itu mengambil dompetnya dari kantong belakangnya. Dan dengan kesal menyodorkan uang pada Yoora.

“ Kamsahamnida… kembaliannya?” ucap Yoora sambil tersenyum namun dibales dengan plengosan.

“ Artinya tidak usah,” gumam Yoora cekikikan.

Beberapa saat kemudian lampu merah tinggal 2 detik lagi. Yoora buru-buru menyingkir dari tengah jalan. Ia pun menghitung-hitung uang yang sudah ia dapat. Dan juga bunga yang sudah terjual.

“ Aigo! Baru terjual 4 bunga,” gumam Yoora.

Ia memandang sekelilingnya. Ada halte di dekat lalu lintas tersebut. Yoora pun langsung beranjak dari tempatnya berdiri dan pergi ke halte itu. Tampak ada beberapa orang yang sedang menunggu bus datang.

“ Annyong… ada yang mau beli bunga?” tanya Yoora seramah mungkin.

Tapi, tak ada yang menanggapi. Seorang bapak-bapak yang menggunakan jas hitam rapi hanya berdeham dan tak menghiraukan Yoora. Dua orang yeoja yang juga berpakaian kantor rapi hanya melirik sinis padanya dan reaksi mereka berikutnya malah berbisik-bisik tak jelas. Seorang ibu-ibu yang sedang menggandeng anaknya malah semakin memperkuat gandengannya dengan anaknya. Dan juga seorang namja tak menganggap Yoora ada.

Menerima perlakuan itu, Yoora hanya menghela nafas panjang. Dan ia pun ikut menunggu bus datang. (kasian ya???hiks..).

Tak lama kemudian, bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Setelah menunggu yang lainnya masuk, Yoora pun ikut masuk bus. Begitu masuk, Yoora melihat seisi bus. Lumayan penuh. “ Bagus. Ini kesempata,” batin Yoora.

Dengan cepat ia menghampiri seorang yeoja yang sedang melamun memandangi jendela yang juga duduk di depan. “ Bunga! Mau beli? Bunga valentine! Ayo beli!” ucap Yoora di depan muka yeoja itu dan membuat yeoja itu kaget.

“ Aish! Pergi!” gertaknya mengusir.

“ Ne… Mian,” ucap Yoora sambil membungkuk lalu berpaling pada bapak-bapak berjas hitam dan berkacamata yang duduk di belakangnya.

“ Bunga! Dibeli, Pak bunganya! Ayo! Buat istri dirumah!” rayu Yoora pada bapak-bapak itu.

Dengan muka yang kesal, bapak-bapak itu membentak, “ Aku belum menikah!” Spontan jawaban bapak-bapak tersebut membuat Yoora kaget dan melotot seperti orang melihat hantu.

“ Oh… mianhae… untuk pacar anda mungkin,” ucap Yoora lebih halus dengan nada bersalah.

“ Aku lajang!” jawab bapak-bapak itu ketus.

“ Baiklah. Mianhamnida,” ucap Yoora sambil membungkuk minta maaf.

“ Hei!!! Dilarang berjualan disini!!!” bentak supir pada Yoora.

“ Ne! Mianhamnida!” teriak Yoora sambil membungkuk.

“ Aish! Sudah lah!” gumam Yoora kemudian duduk di samping seorang namja dan mengusap peluhnya.

“ Sudah apa?” tanya namja di samping Yoora tiba-tiba.

“ Mwo?” tanya Yoora tak mengerti.

“siapakah namja yang disamping Lee Yoora? Dan bagaimanakah kelanjutan dagangan Lee Yoora? Tunggu part 2-nya ya, chingu. Maaf kalo author dodol ini bikin ceritanya kurang bagus. Minta comentnya. Minta kritik dan saran juga ya… supaya author bisa nyoba bikin yang lebih bagus lagi.”